oleh: Tania Londonia
Spesial ditujukan untuk: semua mahasiswa/i Indonesia yang kuliah sambil kerja
Lembab udara disubuh buta
Merobek dedaunan yang menggigil
Raga pun tak bisa tetap lelap
Sebab fajar kian memanggil...
Sinar Mentari pagi bagai seonggok harapan
Tuk mulai mengayunkan kaki ke depan
Menuju tumpukan pekerjaan
Yang kian hari makin berbeban...
Adalah sebuah keharusan
Bagi daku yang bukan dari kaum hartawan
Membanting tulang, daging dan rawan
Demi selesainya pendidikan ...
Adalah aku kaktus itu..
Kaktus yang harus tetap tegak dengan duri-duri tajam
Tetap berwarna dengan sampul hijau
Padahal takut amat mencekam...
Akulah...
Akulah kaktus itu...
Kaktus yang hampir tak dipandang...
Diletakan di bagian paling belakang...
Disisi yang hampir jatuh terbuang...
Ya, terbuang...
Tapi lihatlah wahai sesombong dunia...
Dakulah kaktus yang tak pernah meronta meski sakit
Tak pernah membentak meski marah
Tak pernah berteriak meski haus
Tak pernah menghiba meski lapar
Dakulah kaktus itu wahai pecinta sempurna...
Kaktus yang tak seperti Mawar yang kalian puja
Bila habis rona kalian tak terkesima
Bila layu kalian tak cinta
Bila tak indah kalian lempar
Dakulah katus itu...
Yang tak pernah berubah rona
Berubah rupa
Dan berubah rasa
Dan... Suatu hari aku akan menjadi yang terhebat
Sebab kemarau tak mampu membunuhku!
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar